Cast:
Free cast—Hye Young
Gdragon as Kwon Ji Yong
Chansung [2PM]
TOP as Seunghyun
Park Bom as cameo
Background
music :
-Craig
David [Unbelievable]
-2PM
[All night Long]
…..
Aku
belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.
Napasku
sedikit tidak teratur, pipiku ku terasa panas,
dan
jantungku sedikit bergemuruh ketika,
aku
melihatnya dari kejahuan seperti sekarang ini……
+
Hye Young scene~
Hujan
belum juga berhenti ketika aku hendakturun ke lantai dasar kampus melewati
tangga belekang, yang jarang di gunakan. Mungkin hanya beberapa dari mahasiswa
saja yang berani, termasuk diriku. Mungkin karena tersebar gossip bahwa tangga emergency
ini ada penghuninya, tapi menurutku itu hanya ketakutan mereka saja. Tapi
ketika aku baru berada di anak tangga keempat tiba-tiba kakiku tergelincir dan…
Kyaa!!
Aku
berteriak keras saat ku rasakan tubuhku tergelincir. Namun hal yang ku duga
tidak terjadi. Tadinya kupikir aku akan terjatuh dan membuat tubuhku remuk di
bawah sana. Tapi ternyata tidak, ada seseorang yang menangkap tubuhku dengan
baik. Bahkan dia dengan sigapnya mampu menahan berat tubuhku di atas tangga
seperti ini.
Aku
diam di tempatku, memutar manic mataku dan mendapati—Dia— melingkarkan
tangannya di pinggangku. Membuat wajahku dan wajahnya hanya berjarak beberapa
centi. Dengan cepat aku berdiri kemudian buru-buru membungkuk hormat bersikap
seperti tidak ada yang terjadi. Jantung ini terlalu cepat berdetak..
hampir-hampir membuatku susah bernapas.
“Gwenchanayo?”
tanyanya dengan wajah datar.
“aah,
nee. Khamsahamida” ucapku buru-buru.
Dia—
Ji Yong, seniorku. Dia terkenal dan punyawajah yang tampan, dan paling diincar
wanita.
“kau
tidak takut berjalan seorang diri disini?” dia menunjuk kearah tangga
“ani,
memangnya kenapa? Anda sendiri berjalan sendiri, kenapa tidak lewat jalan utama
saja?” kataku asal. Tanpa kusadari mataku mengarah pada benda yang berada di
tangannya, sepertinya dia memegang sebuah buku.
“Aku
ingin membaca, tapi ternyata malah menolongmu” membaca? Orang seperti Ji Yong
suka membaca? Jadi dia suka membaca? Ck, aku kira orang tenar seperti dia tidak
suka hal-hal seperti itu!
“Maaf
sudah merepotkanmu” kataku pada akhirnya. “khamsahamida…” kataku membungkuk
lalu turun menuruni tangga dengan hati-hati.
Apa yang baru saja ku katakan? Seharusnya aku mengobrol
dengannya lebih lama…Yaa! Hye Young, kenapa kau bodoh sekali!!
***
Aku
bukanlah wanita populer, mungkin karena aku tidak banyak bergaul selayaknya
wanita seumuran denganku. Aku lebih banyak menghabiskan waktu duduk di
perpustakaan membaca buku kemudian pulang. Datang—dan pulang melewati tangga
belakang kampus dan sesekali berjalan melewati koridor.
Entahla,
rutinitasku sangat membosankan.
Seperti
biasa ketika kelas usai, aku akan pulang melewati tangga belakang, tapi tidak
seperti biasanya, ada Ji Yong disana. Tapi aku tidak mengubrisnya. Walau lebih
tepatnya aku sengaja tidak menyapanya karena itu akan membuatku…
“Hye
young” apa dia memanggil namaku? Apa aku salah dengar? Aa~ mungkin hanya
halusinasiku saja.
“Hei!
Hye Young!” tapi lagi-lagi seseorang memanggil namaku. “kau hye young kan?”aku
membalikkan badan dan menoleh, ada Ji Yong disana. Kini aku menunjuk diriku
sendiri—menatap heran kearah Ji Yong yang tersenyum melihat tingkahku.
“kau
sering lewat sini?”
“heh?
I-i-i-i-a.. memangnya kenapa?” tanyaku balik. Entah kenapa jantungku berdegup
kencang ketika melihat senyumnya itu.
“ani…”
dia menggaruk belakang kepalanya. “kenapa tidak lewat tangga depan saja?”
“oh
itu.. itu karena aku tidak begitu suka keramaian dan berdesak-desakan” jawabku
seadanya. “kau juga.. sepertinya akhir-akhir ini aku sering melihatmu duduk
disini.”
“aku
sedang menghindar dari orang-orang”
“orang-orang?”
ulangku. Ada apa dengan anak ini? Kenapa menghindar dari orang-orang? Apa
jangan-jangan dia punya banyak utang ya? “Oh ia.. dari mana anda tahu namaku?”
tanyaku pada akhirnya.
“Panggil
aku Ji Yong. Kwon Ji Yong!” Jawabnya tegas tanpa menjawab pertanyaan yang
terakhir.
“Oh..eh..
Ji Yong” aku mencoba memanggil namanya. Entah mimpi aku semalam sampai-sampai
bisa mengobrol dengan pria yang…. …… ….. aahh~ entahla! Aku tidak tahu apakah
aku…pokoknya aku harus segera pergi! Kalau
lama-lama dengannya aku takut jantungku akan lepas dari tempatnya.
“Ji Yong-ssi mian, aku harus cepat-cepat pulang. Anyeong~..” pamitku
buru-buru..
“T-t-unggu..Hye..”
aku
tahu dia memanggilku tapi aku pura-pura tida mendengar dan cepat-cepat meninggalkan
tempatku. Aku takut rasa yang kupendam untuknya akan semakin menginginkannya,
karena aku tahu rasa yang kupendam hanya sebuah ilusin bagiku. Ilusi yang
semakin aku melihatnya semakin aku merasa ilusi itu adalah nyata.
**
Mataku
mengerjap tidak percaya, chansung adikku membawa pacarnya kerumah. Dia
benar-benar memintaku untuk menghajarnya. Apa dia ingin mempermalukanku di
depan appa? Aku tahu sampai sekarang aku belum pernah membawa seorang pria
kerumah, tapi bukan berarti adikku yang masih sekolah itu harus membawa
pacarnya kerumahkan?! Grrrrr..
Hari
ini kampusku sedang mengadakan festival, jadi karena aku tidak mempunyai teman
jadi aku putuskan untuk tidak datang dan bersantai di rumah saja.
Ya—walau menyesal sih, karena adikku yang satu itu ternyata datang ke rumah
malah membawa pacarnya.
“noona,
perkenalkan ini Jae Hee” Chansung melingkarkan tangannya yang besar ke bahuku
sambil nyengir. Gadis muda itu tersenyum manis, dan mengulurkan tangannya
padaku. “Chansung sangat bangga pada onni” cih! Apa benar dia mengatakan itu?
sepertinya tidak!
“kalian
sudah makan?” tanyaku basa basi.
“sudah.
Baiklah, aku pergi dulu, kami masih ada jam tambahan di sekolah” tapi aku
berhasil menarik Chansung dan menariknya menjauh dari pacarnya itu. Aku
menariknya agar sejajar denganku karena dia cukup tinggi. “kau hanya ingin
pamer padaku?” bisikku.
“tentu
saja” dia cengir padaku kemudian meninggalkanku begitu saja. Dan menarik pergi
pacarnya bersamanya.
CHANSUNG!!
Grrrrr
Hye Yong scene end~
+
Ji Yong scene~
Aku
mengedarkan pandanganku ke sekililing. Banyak sekali manusia dan aku sangat
benci dengan keramaian. Ini menjijikkan. “Apa kau ingin pergi denganku?” suara
perempuan yang sepertinya aku kenal berbisik padaku, dan mulai menempel. Begitu
aku memutar badan ternyata itu Park Bom.
“Tidak,
terimakasih. Baiklah aku permisi dulu” kataku berlalu darinya, aku tahu dia
kesal tapi aku benar-benar tidak menyukainya jadi untuk apa aku membuang
waktuku untuk orang semacam dia.
“Ji
Yong!” Seunghyun-hyung berteriak memanggil namaku, di tengah hiruhpikuk. Dia
menghampiriku dan sesaat kemudian dia sudah berhasil menyeimbangi langkahku.
“kau mau kemana?” tanya sahabatku yang umurnya lebih tua beberapa tahun dariku
“Jalan-jalan”
jawabku singkat.
Beberapa hari ini perasaanku tidak enak maka dari itu aku
menghindar yang justru mempertemukanku dengan orang yang menarik.
“kau
sudah makan?” tanyanya lagi, “aku tahu restoran enak di dekat sini.” Dia
melanjutkan kata-katanya
*
Setengah
jam kemudian kami sampai kesebuah restoran seafood yang nyaman, ketika kami
duduk seorang pelayan menghampiri kami.
“aku
pesan mi goreng seafood special dan soju ” kataku yang diikuti
Seunghyun-hyung, begitu pelayan itu pergi kami kembali mengobrol tapi seorang
wanita mencuri pandanganku.
Dia..? dia gadis yang di tangga waktu itu?
“Kau
melihat apa?” seunghyun-hyung ikut menatap kearah yang ku lihat. “Hye Young? Kenapa
kau menatapi gadis itu? setahuku dia tidak punya teman di kampus. Dia selalu
terlihat sendirian, sungguh menyedihkan. Toko buah itu ini milik keluarganya”
ujar Seunghyun-hyung menunjuk kearah Hye Young yang sedang menjaga toko.
Tokonya bersebrangan dengan tempat kami berada.
“Sincayo?
Ng.. Bukankah dia menarik?” kataku menyeringai
“Hei!
Kau salah makan ya?” dia mengangkat kedua alisnya seolah tidak percaya apa yang
baru ku katakan.
“Aku
bahkan belum makan apa-apa hari ini”
“kau
ini” dengusnya.
“mwoya?
Dia terlihat menarik bukan? Dia mempunyai bibir yang cantik dan kulit yang
halus”
“Ya!
Kwon Ji Yong, kau sedang berbicara apa sih? Oh aku tahu, kau menyukainya?” kini
dia malah menggodaku. Ck!
“entahla”
kataku. Tetap memandang gadis itu dari jauh.
****
Setiap
hari aku melakukan rutinitas biasa yang membuatku bosan hingga aku bertemu
seorang gadis yang bisa menarik perhatianku dengan caranya. Hanya caranya.
Aku duduk di salah satu anak tangga emergency kampus,
hanya demi menunggunya lewat. Setahuku dia akan lewat sini kalau mau pulang.
Saat
menantinya seperti akan mendapatkan ber-ton energi dari dirinya. Itusemua di
mulai saat aku ingin mencari tempat untuk menjauh dari Park Bom, tapi aku malah
harus menolong Hye Young yang hampir saja tergelincir.
Aku
lelah dengan segala ketenaranku. Hanya karena aku kaya yang menyebabkan banyak
orang yang menjadi sok akrab denganku! Aku juga membenci gadis-gadis yang
mencoba menarik perhatianku dengan tingkah mereka yang membuatku gerah dan sok
akrab! bahkan mencoba mendekati sahabatku Seunghyun hanya untuk dekat denganku.
Tidak ada yang ingin aku dekati, juga tidak ada yang membuatku tertarik.
Tapi
sekarang berbeda, yang ku inginkan adalah dapat menarik perhatian gadis itu,
walau aku tidak tahu caranya. Aku ingin dia melihatku. Dengan karakterku
yang sebenarnya tidak terlalu peduli pada orang lain, mungkin rasanya untukku
sangat sulit.Dan tanpa aku sadari aku mulai berjalan kedalam hidup gadis itu
tanpa sepengetahuannya.
Krek..
Suara
pintu terdengar membuyarkan segala lamunanku, dan langkah kaki mulai bergema.
Aku pura-pura membaca buku yang ku bawa, walau buku itu sudah berkali-kali
kubaca.
“kau
lagi” suaranya membuatku menoleh. Wajahnya terlihat lesu tidak seperti
biasanya. Apa dia sakit? entahla.. Dia terus berjalan menuruni anak tangga
tanpa memperdulikanku lebih.
Aku
harus mengajaknya berkencan! Harus! Ayo Ji Yong, mana keberanianmu?!
“Ng..
cakkaman!” kataku akhirnya, membuatnya menoleh padaku.
“kau
berbicara padaku?” lagi-lagi dia menunjuk dirinya sendiri. Apa dia tidak
sadar-sadar juga kalau hanya ada aku dan dia di tempat ini?
“Aku
menyukaimu! Bagaimana kalau kita pacaran?”
“……….”
Ji Yong scene end
+
Hye Young mind~
“Aku menyukaimu! Bagaimana kalau kita pacaran?”
“……….”
Sepertinya
demamku mulai mempengaruhiku.
“Maaf kalau ini tiba-tiba..” tambahnya lagi, kemudian dia bergegas meninggalkanku.
aahh~
aku tahu sekarang, demamku benar-benar mempengaruhiku. Buktinya aku berkhayal
Ji Yong mengatakan cinta padaku. Sepertinya aku harus cepat-cepat sampai
dirumah dan minum obat lalu tidur.
“aku
pulang” aku benar-benar lemas. Sejak pagi tadi badanku sudah tidak enak.
“kenapa
kau?” chansung melempar sesuatu padaku.
Tapi
aku malas mengubrisnya jadi aku hanya melewatinya saja.
Aku
menghempaskan tubuhku yang tidak berdaya ini di tempat tidur. Mencoba
memejamkan mata sejanak. Tapi..
“Aku menyukaimu! Bagaimana kalau kita pacaran?”
“Maaf kalau ini tiba-tiba..”
Kalimat-kalimat
itu terngiang di kepalaku. Dan..
“OMONA!!”
aku berteriak, membuat chansung menerjang masuk kamarku.
“apa
yang terjadi?” tanyanya heran
“anio!”
kataku. Malah bingung melihat kehadirannya
“aahh
aku kira ada apa” kata chansung pada akhirnya dan.. BUK, dia melemparkan boneka
yang—entah dari mana di dapatnya.
“apa
aku sedang bermimpi?” gumamku
“tidak,
kau sedang ada dirumah pabo!” ujar chansung. Aku hanya melirik tajam
padanya
“cepat
cubit aku” titahku padanya memberikan tanganku dan.. “aakkkhh!” aku berteriak
kesakitan, dia bukan mencubitku, tapi menggigit tanganku dan
PLAK!
Aku
menjitaknya kuat.
“kan
tadi noona menyuruhku.” Dia mencoba membela diri
“aku
menyuruhmu mencubit bukan menggigit bodoh!”
“Sebenarnya
yang tadi itu apa??” gumamku lagi. Apa benar dia ingin…
“aku
menggigitmu tadi” celoteh chansung.
“bukan
itu” kataku
“jadi
apa?” aaahh anak ini benar-benar menyebalkan.
“cepat
pergi sana!” aku mendorong tubuhnya untuk keluar dari kamarku
“andwe!”
katanya
“YA!”
aku memekik di telinganya membuatnya cepat-cepat meninggalkan kamarku.
Jadi
aku sedang tidak bermimpi tadi.. Oh Tuhan, tolong aku… T.T
**
Next
day~
Aku
tidak tahu apa yang dia suka, apa yang tidak dia suka dan kenapa dia mengatakan
hal yang bahkan membuatku shock! Kenapa laki-laki itu suka mengatakan hal yang
tidak dimengerti wanita sih?
Drap..drap..drap..
Aku
bisa mendengar sendiri langkah kakiku di perpus yang senyap ini. Aku menelusuri
setiap rak buku mencari bahan perkuliahanku tapi tidak menemukannya. Jadi aku
mengambil buku yang berbeda namun tidak lari dari mata kuliahku. Aku membawa bukuku
kemudian duduk di kursi. Halaman demi halaman ku buka dan kubaca. Tapi tidak
satupun kalimat-kalimat itu masuk kedalam otakku. Aku terus memikirkannya.
Aku
hanya mengobrol dengannya saat di tangga. Itupun karena dia menyelamatkan saat
aku ingin tergelincir. Dan setelah itu aku jadi sering melihatnya
disana—membaca buku yang sama.
Aahh sudahla untuk apa memikirkannya, aku harus belajar dan
mendapat nilai yang bagus.
~~
Aku
baru ingat kalau sepulang dari kampus aku harus menjaga toko karena appa akan pergi
ke cabang resotoran kami di daerah Dongdaemun . Seperti biasa aku
melewati tangga darurat. Dan, dia—ada di sana seperti menunggu seseorang. Aku
hanya tersenyum sekilas dan berjalan melewatinya namun dia menarik lenganku.
Seakan dia tidak pernah mengatakan hal yang membuatku shock.
“cakkaman!”
“??”
Dia
melepaskan tangannya dari lenganku. Syukurlah, karena itu membuat jantungku
tidak terkendali dengan baik.
“AKU
MENYUKAIMU” ucapnya lantang, membuat ruangan ini bergema. Dia menatap lurus
kedalam mataku, membuatku mengalihkan pandanganku.
“Ng..
itu.. aku tidak bisa” seharusnya bukan itu yang ingin kukatakan T.T karena
mendengar suaranya seperti gendangyang berdabar-debar di hatiku.
“kenapa?”
“Karena
kita belum terlalu mengenal satu sama lain.” Aku pikir itu alasan yang cukup
baik.
Dia
diam sejenak, namun sedetik kemudian dia menarik tanganku dan membawaku
berjalan bersamanya.
hyeon scene end.
+
Ji Yong mind~
Walaupun
aku mengatakan hal yang sama sebelumnya, tapi itu tetap sulit bagiku. Tapi saat
ini, kau terlihat ingin menolakku. Dan ekspresimu itu benar-benar kuat. Tentu
saja aku tidak akan membiarkanmu sampai mengatakan itu walau kau sudah
mengatakannya dengan cara halus. Tapi aku tidak mau! Lebih baik aku membawamu
pergi bersamaku.
Agar
kau tahu seperti apa diriku.
Aku
membawanya ke pantai, aku tidak dapat menggambarkan ekspresinya saat ini. Dia
hanya diam dan menolak ajakanku di awal, tapi lama-kelamaan dia terlihat lebih
tenang.
“mian
sudah menculikmu” kataku. Dia langsung mendelik padaku. Tapi dia tetap diam.
Aku bangkit berdiri dan mengulurkan tanganku “Ng.. kajja, aku akan
mengantarkanmu pulang” kataku akhirnya. Ku pikir cara ini tidak akan berhasil.
“Tunggu
sebentar lagi, aku masih ingin disini.” Dia malah tersenyum sangat manis.
Dan deg…Kenapa jantungku jadi berdetak lebih cepat dari biasanya?
“Mian…”
gumamnya. Dia menarikku untuk kembali duduk. Aku menatapnya bingung. Dan kami
kembali hening. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“Sebenarnya
aku sudah menyukaimu dari awal.” Aku menoleh padanya. Tapi dia tidak menatap
padaku. Dia terus memandang lurus kedepan dengan pipinya yang memerah. Aku tahu
dia pasti sudah mengumpulkan setiap keberaniannya untuk mengatakan ini.
“Dan
saat kau mengatakan menyukaimu beberapa hari yang lalu, aku kira aku sedang
bermimpi. Aku tidak tahu aku harus bagaimana. Apa aku harus senang atau bahkan
mengasihani diriku sendiri. Tidak seorangpun di kampus ini yang ingin berteman
denganku dan aku merasa itu akan baik-baik saja. Tapi ternyata itu menyakitkan.
Di saat semua orang tertawa dengan teman mereka aku hanya bisa duduk diam di
perpus dengan buku. Ya, hanya buku temanku. Tapi saat aku memberanikan
diriuntuk berjalan di koridor aku tidak sengaja melihatmu..”
belum
sempat dia menyambung kalimatnya, aku terlebih dahulu memotongnya “dan aku juga
melihatmu”. Membuatnya hanya tersenyum. Aku meraih tangannya, dan mendekatkan
wajahku padanya dan mencium lembut bibirnya.
Ciuman
itu begitu cepat terjadi.. hingga pikiranku menjadi beku.
“karena
itu, aku ingin menjadi teman yang special bagimu.” Ujarku.
Tidak
ada yang membuatku tertarik ataupun yang aku benar-benar sukai sebelumnya. Tapi
Hye Young? Dia berhasil mencuri hatiku jauh sebelum dia melihatku di tangga
waktu itu.
<><><>
Epilog
One day on Summer ..
Pandanganku
teralih pada sesosok perempuan yang duduk seorang diri di taman. Aku tidak
menyangka di musim panas seperti ini ada orang yang menyampatkan untuk duduk di
taman sambil membaca buku. Aaa~ musim panas akan segera berakhir, dan sebentar
lagi aku akan menjadi mahasiswa.
One day On Winter..
Aku
menggosokkan kedua telapak tanganku berharap mendapatkan kehangantan. Seperti
biasa setiap pulang kuliah aku melewati pertokoan di jalan xxx… sudah banyak
lampu-lampu natal yang menghiasi setiap jalanan yang tampak begitu indah.
Ketika aku melewati taman mataku menangkap sesosok perempuan yang sepertinya
pernah kulihat di suatu tempat. Dan benar! Itu gadis yang sama aku lihat saat
di musim panas. Dan sejak saat itu juga jadi sering melihatnya bahkan
memperhatikannya. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa mengenalnya.
—-
Perhatian
hangat darimu ini dapat membuatku bahagia. Terima kasih atas keberanianmu untuk
mengungkap perasaanmu. Terimakasih karena kau sudah menciumku. Sekarang aku
dapat berbicara apa yang ada di hatiku. Sekarang aku berharap kau selalu
menatapku dan selalu menjadi temanku. Dan memberi keindahan pada rutinitasku.
In my heart, in my
head, it’s so clear now,
Hold my hand you’ve got nothing to fear now,
I was lost and you’ve rescued me some how-.
I’m alive, I’m in love you complete me,
And I’ve never been here before.
Now I see, what love means.
Hold my hand you’ve got nothing to fear now,
I was lost and you’ve rescued me some how-.
I’m alive, I’m in love you complete me,
And I’ve never been here before.
Now I see, what love means.
[craig
david- Unbelievable]
FIN..
No comments:
Post a Comment